Rabu, 10 Juni 2015

Tugas dasar untuk membuat presentasi PowerPoint 2013

Presentasi PowerPoint berfungsi mirip tampilan slide. Untuk menyampaikan pesan atau cerita, Anda membaginya menjadi slide. Pikirkan slide sebagai kanvas kosong untuk gambar, kata-kata, dan bentuk yang akan membantu Anda menyusun cerita Anda.
Tips  

Memilih tema

Saat Anda membuka PowerPoint, Anda akan melihat beberapa tema bawaan. Tema adalah desain slide yang berisi warna, font, dan efek khusus yang sesuai, seperti bayangan, pantulan, dan masih banyak lagi.
  1. Pilih tema.
  2. Klik Buat, atau ambil ragam warna, lalu klik Buat.
    Layar mulai PowerPoint 2013
Baca selengkapnya: Menerapkan warna dan desain ke slide saya (tema)

Menyisipkan slide baru

Pada tab Beranda, klik Slide Baru, dan pilih satu tata letak.
Menyisipkan slide baru
Baca selengkapnya: Menambah, menata ulang, dan menghapus slide.

Menyimpan presentasi Anda

  1. Pada tab File, klik Simpan.
  2. Pilih atau cari ke folder.
  3. Dalam kotak Nama file, ketikkan nama templat Anda, dan kemudian klik Simpan.
Catatan   Jika Anda sering menyimpan file pada folder tertentu, Anda bisa ‘menyematkan’ path tersebut sehingga selalu tersedia (sebagaimana diperlihatkan di bawah).
Menyimpan presentasi Anda
Tips   Simpan pekerjaan selagi Anda bekerja. Seringlah menekan Ctrl+S.
Baca selengkapnya: Menyimpan presentasi Anda

Menambahkan teks

Klik di dalam tempat penampung teks, dan mulai ketikkan.
Menambahkan teks

Memformat teks Anda

  1. Pilih teks.
  2. Di bawah Alat Menggambar, klik Format.
  3. Lakukan salah satu hal berikut ini:
  4. Untuk mengubah warna teks Anda, klik Isian Teks, lalu pilih sebuah warna.
  5. Untuk mengubah warna kerangka bentuk teks Anda, klik Kerangka Teks, lalu pilih sebuah warna.
  6. Untuk menerapkan bayangan, pantulan, cahaya, kemiringan, rotasi 3D, transformasi, klik Efek Teks, lalu pilih efek yang Anda inginkan.
    Memformat teks
Baca selengkapnya:

Menambahkan bentuk

  1. Pada tab Sisipkan, klik Bentuk.
  2. Pilih bentuk yang Anda inginkan, klik di mana saja di slide, lalu seret untuk menggambar bentuk.
    Menyisipkan bentuk
    Tips   Untuk membuat persegi atau lingkaran sempurna (atau membatasi dimensi bentuk lain), tekan dan tahan Shift sambil menyeret.
Baca selengkapnya: Menambahkan bentuk.

Menambahkan gambar

Pada tab Sisipkan, lakukan salah satu hal berikut ini:
  • Untuk menyisipkan gambar yang disimpan di drive lokal Anda atau di server internal, klik Gambar di PC saya, telusuri gambar, lalu klik Sisipkan.
    Menambahkan gambar
  • Untuk menyisipkan gambar dari web, klik Gambar Online, dan gunakan kotak pencarian untuk menemukan gambar.
Sebagai contoh, ketik Kucing atau Clip art kucing di kotak Pencarian Gambar Bing.
  • Pilih sebuah gambar, lalu klik Sisipkan.

Menambahkan catatan pembicara

Slide akan sangat baik jika Anda tidak menjejalkan terlalu banyak informasi. Anda bisa menambahkan fakta dan catatan dalam catatan pembicara, dan jadikan rujukan Anda saat menjalankan presentasi.
  1. Untuk membuka panel catatan, pada bagian bawah jendela, klik Catatan.
    Menambahkan catatan pembicara
  2. Klik di dalam panel Catatan di bawah slide tersebut, dan ketikkan catatan Anda.
Baca selengkapnya: Menambahkan catatan pembicara ke setiap slide dalam presentasi

Mencetak catatan pembicara

  1. Pada tab File, klik Cetak.
  2. Di bawah Printer, pilih printer yang ingin Anda gunakan untuk mencetak.
  3. Di bawah Pengaturan, di samping Slide Halaman Penuh, klik panah turun dan di dalam Tata Letak Cetak, klik Halaman Catatan.
  4. Klik Cetak.
    Mencetak catatan pembicara
Baca selengkapnya: Mencetak slide dengan atau tanpa catatan pembicara.

Menyampaikan presentasi Anda

Pada tab Peragaan Slide, lakukan salah satu hal berikut ini:

Klasifikasi Media Pembelajaran



KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengklasifikasi dan mengidentifikasi media. Menurut bentuk informasi yang digunakan, anda dapat memisahkan dan mengklasifikasi media penyaji dalam lima kelompok besar, yaitu media visual diam, media visual gerak, media audio, media audio visual diam, dan media audio visual gerak. Klasifikasi media ini dapat menjadi landasan untuk membedakan proses yang dipakai untuk menyajikan pesan, bagaimana suara dan atau gambar itu diterima, apakah melalui penglihatan langsung, proyeksi optik, proyeksi elektronik atau telekomunikasi.
Klasifikasi media pembelajaran menurut pakar[1] :
1.    Klasifikasi media pembelajaran menurut Azhar Arshad
Klasifikasi sumber belajar tidak jauh berbeda dengan bentuknya. Klasifikasi sumber belajar menurut Degeng dalam Azhar Arshad (2006) adalah sebagai berikut:
1.    Pesan (Apa informasi yang ditransmisikan?)
2.    Orang (Siapa/Apakah yang melakukan transmisi?)
3.    Bahan (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?)
4.    Alat (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?)
5.    Teknik (Bagaimana informasi itu ditransmisikan?)
6.    Lingkungan/Latar (Di mana ditransmisikan?)
2.    Klasifikasi media pembelajaran menurut Rudy Bretz
Rudy Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual (berupa gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording). Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8 kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.
 
3.    Klasifikasi media pembelajaran menurut Sudjana dan Ahmad Rifa’i
Sudjana dan Ahmad Rifa’i membedakan atau mengklasifikasikan media ke dalam empat kelompok, yaitu media grafis (dua dimensi), misalnya gambar, foto, dan grafik. Media tiga dimensi, misalnya model susun dan model kerja. Media proyeksi, misalnya OHP dan media lingkungan (alam).
4.    Klasifikasi media pembelajaran menurut R. Murry Thomas
Menurut R. Murry Thomas media diklasifikasikan berdasarkan jenjang pengalaman , yaitu: (1) Pengalaman dari benda asli (reliefe experience), misalnya bola. (2) Pengalaman dari benda tiruan (sudstitude of reliefe experience) misalnya gambar dan foto. (3) Pengalaman dari kata-kata (word only), misalnya buku dan program radio.
5.    Klasifikasi media pembelajaran menurut Soeparno
·       Klasifikasi media berdasarkan karakteristiknya, dibedakan menjadi: (a) media yang memiliki karakteristik tunggal, misalnya radio. (b) media yang memiliki karakteristik  ganda, misalnya film dan TV.
·       Klasifikasi media berdasarkan dimensi presentasi, yang dibedakan menjadi:  (a) Lama presentasi yaitu presentasi sekilas, misalnya TV, dan presentasi tak sekilas, misalnya OHP. (b) sifat presentasi yaitu presentasi kontinyu, misalnya TV, dan presentasi tak kontinyu, misalnya OHP.
·       Klasifikasi media berdasarkan pemakainya, dapatdibedakan menjadi (a) berdasarkan jumlah pemakai, yaitu media untuk kelas besar, kelas kecil, dan belajar individual, (b) berdasarkan usia dan tingkat pendidikan pemakai, yaitu media untuk TK, SD, SMP, SMU, dan PT.
6.    Klasifikasi Media Pembelajaran Edgar Dale
Edgar Dale mengadakan klasifikasi media pembelajarn menurut tingkat dari yang paling konkrit sampai yang paling abstrak.
Klasifikasi Media Pembelajaran
Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “kerucut pengalaman” dari Edgar Dale dan dianut secara luas dalam menentukan media, alat bantu serta alat peraga yang paling sesuai untuk pengalaman belajar. Pengalaman belajar konkrit yang secara langsung dialami siswa terletak dibagian bawah kerucut. Disinilah pengalaman yang paling besar dan banyak memperoleh manfaat karena dengan cara mengalaminya sendiri seperti yang dikatakan James L. Mursell. Menurut analisis Dale, bahwa pengalaman langsung mendapat tempat utama dan terbesar, sedangkan belajar melalui abstrak berada dipuncak kerucut. Ini berarti setiap belajar yang dialami siswa kelas permulaan sekolah dasar secara berangsur-angsur harus dikurangi sesuai dengan tahapan pada kerucut tersebut. [2]
Pada dasarnya, media pembelajaran terdiri atas berbagai ragam dan bentuk. Media ini dapat dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan bahan pembuatannya.
Munculnya pengaruh sistem approach dalam dunia pendidikan mendorong munculnya gagasan bahwa media adalah satu bagian integral dalam proses instruksional dunia pendidikan. Media instruksional pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.    Media yang dimanfaatkan. Artinya media yang biasanya dibuat secara komersial dan terdapat dipasaran. Kita tinggal memilih dan memakai serta memanfaatkannya. Misalnya radio, tape recorder, televisi, OHP, LCD, dan lain-lain.
2.    Media yang dirancang atau “media by design”. Media ini harus dipersiapkan, dibuat, dan dikembangkan sendiri. Misalnya chart, gambar-gambar, bagan, dan lain-lain.
Media pembelajaran bahasa secara umum dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu berupa media elektronik dan media nonelektronik. Menurut Suyanto, media pembelajaran bahasa dibagi dalam tiga kategori besar. Diantaranya adalah sebagai berikut.
1.        Media Berdasarkan Jenisnya
Dilihat dari segi jenisnya, media pembelajaran ada tiga macam. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a.    Media Audio (Auditif)
Media audio adalah media yang bentuk sarana penyampai, pembawa, dan pengantar pesannya ditangkap melalui indra pendengar. Diantara media audio ini adalah televisi, radio, MP3, tape recorder, piringan hitam, dan lain-lain.
b.   Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Artinya, media ini terfokus hanya pada pancaindra penglihatan. Jenis media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip film berangkai), slide (dilm bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula jenis media yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak, seperti hanya film bisu dan film kartun.
c.    Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media  yang mempunyai unsur suara dan gambar. Artinya, media ini didapatkan dari hasil penggabungan antara audio dan visual. Media jenis audiovisual dibagi kedalam dua bagian, diantaranya adalah sebagai berikut.
1)   Audiovisual Diam : film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara, dan cetak suara.
2)   Audiovisual Gerak : film suara dan video-cassette.
2.        Media Berdasarkan Daya Liputnya
Dilihat dari aspek daya liputnya, media pembelajaran dibagi tiga. Diantaranya adalah sebagai berikut.
a.    Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas pada tempay dan ruang. Contoh : televisi dan radio.
b.    Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat. Dalam penggunaannya, menggunakan ruang dan tempat yang tertutup dan gelap. Contoh : film, sound, slide, dan film rangkai.
c.    Media untuk pengajaran individual. Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Yang termasuk dalam dalam jenis media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.
3.        Media Berdasarkan Bahan Pembuatannya
a.    Media sederhana. Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya terjangkau atau murah. Selain itu, media ini juga mudah dibuat dan gampang digunakan.
b.    Media kompleks. Bahan dan alat pembuatannya tergolong sulit diperoleh, dan harganya juga cukup mahal. Selain itu, memerlukan keterampilan yang memadai untuk menggunakan media jenis ini.[3]
Berikut ini merupakan pembagian media pembelajaran secara umum. Diantaranya adalah:
1.    Media Audio (al-wasail al-sam’iyah)
2.    Media Visual (al-wasail al-bashariyyah)
3.    Media Audio Visual (al-wasail al-sam’iyyah al-bashariyyah)
4.    Media Interaktif atau multimedia pembelajaran interaktif.
5.    Media berbasis web.[4]
Berdasarkan pengembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
1.    Teknologi Cetak. Adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses percetakan mekanik atau fotografis.
2.    Teknologi Audio-Visual. Adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanik dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Seperti proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar.
3.    Teknologi Berbasis Komputer. Adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Media ini menyimpan materi/informasi dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual.
4.    Teknologi Gabungan. Adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.
Pengelompokkan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels & Glasgow dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu:
1.    Pilihan Media Tradisional
a.    Visual diam yang diproyeksikan
- proyeksi opaque (tak tembus pandang)
- proyeksi overhead
- slides
- filmstrips
b.    Visual yang tak diproyeksikan
- gambar, poster
- foto
- charts, grafik, diagram
- pameran, papan info, papan-bulu
c.    Audio
- rekaman piringan
- pita kaset, reel, cartridge
d. penyajian multimedia
- slide plus suara (tape)
- multi-image
e. Visual dinamis yang diproyeksikan
- film
- televisi
- video
f. Cetak
- buku teks
- model, teks terprogram
- workbook
- majalah ilmiah, berkala
- lembaran lepas (hand-out)
g. Permainan
- teka-teki
- simulasi
- permainan papan
h. Realita
- model
- specimen (contoh)
- manipulatif (peta, boneka).
2. Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a. media berbasis telekomunikasi
- telekonferen
- kuliah jarak jauh
b. media berbasis mikroprosesor
- computer-assisted instruction
- permainan komputer
- sistem tutor intelijen
- interaktif
- hypermedia
- compact (video) disc[5]